oleh: Presty Larasaty
Dalam bahasa melayu Bengkulu, rumah tempat tinggal dinamakan juga “Rumah”. Rumah tradisional Bengkulu termasuk tipe rumah panggung. Rumah panggung ini dirancang untuk melindungi penghuninya dari banjir. Disamping itu kolong rumah panggung juga dapat dipergunakan untuk menyimpan gerobak, hasil panen, alat-alat pertanian, kayu api, dan juga berfungsi sebagai kandang hewan ternak.
Bentuk rumah panggung melayu ini terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain :
Bagian atas
Bagian atas rumah adat melayu Bengkulu ini terdiri dari :
- Atap; terbuat dari ijuk, bamboo, atau seng
- Bubungan, ada beberapa bentuk
- Pacu = plafon dari papan atau pelupuh
- Peran : balok-balok bagian atas yang menghubungkan
- Tiang-tiang bagian atas
- Kap : kerangka untuk menempel kasau
- Kasau : untuk mendasi reng
- Reng : untuk menempel atap
- Listplang, suyuk, penyunting
- Bubungan limas
- Bubungan limas
- Bubungan haji (bubungan Sembilan)
- Bubungan jembatan
- Bubungan gabungan lima dan jembatan
Bagian tengah, terdiri atas:
- Kusen, kerangka untuk pintu dan jendela
- Dinding : terbuat dari papan atau pelupuh
- Jendela : bentuk biasa dan bentuk ram
- Pintu : bentuk biasa dan bentuk ram
- Tulusi (lubang angin) : ventilasi, biasanya di atas pintu dan jendela, dibuat dengan berbagai ragam hias
- Tinag penjuru
- Piabung : tiang penjuru hal
- Tiang tengah
- Bendu : balok melintang sepanjang dinding
Bagian bawah, terdiri dari :
- Lantai, dari papan, bamboo, atau pelupuh
- Geladak, dari papan 8 dim dengan lebar 50cm dipasang sepanjang dinding luar di atas balok
- Kijing, penutup balok pinggir dari luar, sepanjang keliling dinding
- Balok (besar), kerangka untuk lantai yang memanjang ke depan
- Tailan : balok sedang yang berfungsi sebagai tempat menempelkan lantai
- Blandar : penahan talian, melintang
- Bedu : balok diatas sebagai tempat meletakkan rel
- Bidai, bamboo tebal yang dipasang melintang dari papan lantai, untuk mempertahankan dari tusukan musuh dari bawah rumah
- Pelupuh kamar tidur, sejajar dengan papan lantai (di atas bidai)
- Lapik tiang, batu pondasi tiang rumahtiang rumah
- Tangga depan dan belakang
SUSUNAN RUANG
Rumah tempat tinggal memilki fungsi dalam kehidupan. Adapun susunan dan fungsi ruang pada rumah adat melayu Bengkulu ini adalah:
1. Berendo
Tempat menerima tamu yang belum dikenal, atau tamu yang hanya menyampaikan suatu pesan (sebentar). Selain itu juga dipergunakan untuk relax pada pagi atau sore hari. Bagi anak-anak, berendo juga sering dipergunakan untuk bermain congkak, karet, dll.
2. Hall
Ruang untuk menerima tamu yang sudah dikenal baik, keluarga dekat, atau orang yang disegani. Ruangan ini juga digunakan untuk tempat cengkrama keluarga pada malam hari, ruangan belajar bagi anak-anak, dan sewaktu-waktu ruang ini digunakan untuk selamatan atau mufakat sanak family.
3. Bilik gedang
Bilik gedang atau bilik induk merupakan kamar tidur bagi kepala keluarga (suami istri) serta anak-anak yang masih kecil.
4. Bilik gadis
Biasanya terdapat pada keluarga yang memiliki anak gadis, merupakan kamar bagi si anak gadis. Selain untuk tidur juga digunakan untuk bersolak. Bilik gadis biasanya berdampingan dengan bilik gedang, demi keamanan dan kemudahan pengawasan terhadap anak gadis mereka.
5. Ruang tengah
Biasanya dikosongkan dari perabot rumah, dan di sudutnya disediakan beberapa helai tikar bergulung karena fungsi utamanya adalah untuk menerima tamu bagi ibu rumah tangga atau keluarga dekat bagi si gadis. Di samping itu juga sering dipakai sebagai tempat belajar mengaji. Bagi keluarga yang tidak memilki kamar bujang tersendiri, kadang-kadang dipakai untuk tempat tidur anak bujang.
6. Ruang makan
Tempat makan keluarga. Pada rumah kecil biasanya tidak terdapat ruang makan, mereka makan di ruang tengah. Bila ada tamu bukan keluarga dekat, maka untuk mengajak tamu makan bersama digunakan hal, bukan di ruang makan.
7. Garang
Tempat penyimpanan tempayan air atau gerigik atau tempat air lainnya, juga dipakai untuk tempat mencuci piring dan mencuci kaki sebelum masuk rumah atau dapur
8. Dapur
Ruangan untuk memasak
9. Berendo belakang
Serambi belakang, tempat relax bagi kaum wanita pada siang atau sore hari, melepas lelah setelah mengerjakan tugas, tempat mengobrol sambil mencari kutu.
Sebenarnya, selain rumah adat melayu Bengkulu, di Bengkulu juga terdapat rumah adat yang lain seperti rumah Umeak Potong Jang (rumah buatan rejang) yang merupakan umeakan (rumah kuno ) asli Rejang (salah satu suku di Bengkulu), Rumah Tradisional Kubung Beranak milik bangsawan Rejang Pesisir, rumah Patah Sembilan yang merupakan rumah tradisional rakyat biasa suku bangsa Rejang Pesisir, dll.
(Sumber : Achmad, Ramli dkk. 1992, Koleksi Miniatur Rumah Tradisional Suku Bangsa Rejang Dan Melayu Bengkulu Museum Negeri Provinsi Bengkulu. Depdikbud Propinsi Bengkulu)
8 komentar:
What a nice posting Presty. Libur lebaran lalu aku sempat mengambil gambar rumah asli kota Bengkulu. Sayangnya, baru berhasil ambil satu gambar rumah, dan belum sempat pula menuliskan satu posting untuk itu. Sementara, rumah panggung yang kebanyakan dibangun penduduk asli generasi datuk dan nenek kito dulu telah banyak yang roboh.
Generasi sekarang "malas" membuat rumah asli itu. Ada yang mengatakan, membuat rumah dari kayu membutuhkan biaya lebih mahal daripada dari tembok. Yang lain mengatakan, rumah tembok lebih moderen daripada rumah kayu dan panggung. Wah, kalo pendapat pertama benar, aku bisa maklum. Tapi kalau pendapat terakhir, kayaknya orang demikian tidak cinta pada budaya leluhurnya yang masih layak untuk terus dipertahankan.
Aku ingat, waktu kecil saat akan melangkah menaiki tangga rumah niniek di Alas (Talo), aku harus mecuci kaki dari air di bak di dekat tangga rumah. Hebat betul orang tua dulu membuat satu bangunan dengan fungsi-fungsi bagian rumah yang sudah matang ditentukan kegunaannya.
bener bgt mz (tunggu, karena kito ko orang bengkulu, panggilan disiko jadi abang bae, dak?)
kemarin presty sempet ngalamin banyak kesulitan saat mencari data untuk skripsi tentang rumah adat ini. karena orang bengkulu sendiri lupa untuk melestarikan budayanya.
masalah rumah adat, orang awam hanya tidak tahu, bahwa sesungguhnya rumah adat adalah rumah yag didesain dengan menyesuaikan keadaan alam tiap daerah.
contoh di Bengkulu, kanapa kayu? gampang!! kayu terbukti jauh lebih tahan menghadapi gempa!! that's a fact
lalu kenapa panggung? hei.. ternyata bengkulu itu daerah pesisir pantai yang notabene sering banjir. juga daerah yang masih hutan semua, banyak hewan liar... jadi, orang2 dulu bikin rumahnya panggung (^_^)
dan rumah adat memang menyesuaikan dengan budaya setempat. sayangnya banyak yang menjadi korban era arsitektur modern. dimana segalanya serba simple, tidak mempedulikan iklim, dan menjenuhkan..
nah, berhubungan dengan maraknya arsitektur hemat energi, sekarang ini rumah2 adat dipelajari kembali. jadi, g ada salahnya kan kita sebagai masyarakat Bengkulu yang sepertinya sedang mengalami krisis jati diri, mau belajar budaya kita lagi, termasuk tetang arsitektur tradisional kita...
he he, semoga bisa bermanfaat lah.. hidup BENGKULU!!!
http://bundaguru.multiply.com/photos/album/5/Bengkulu_Tempo_Dulu#18
Link diatas ada foto rumah bengkulu tempo dulu.
makasih, anonim...
subhanallah ya, gambar di link yang dikasih si anonim barang langka tu..
jazakillah...(^_^)
tahnx,,,,,thanx,,,,tnahkx,,,,bwangetttttt
lengkap sekali mas ulasannya..thank atas informasi mengenai rumah adat bengkulunya...
salutt atas jerih payahnya membangun blog informatif ini
sangat bermanfaaat mas, sangat mendetail informasinya
jangan lupa ya kunjungan baliknya
--------------------
khasiat daun sirsak
informasi seputar khasiat buah dan daun sirsak
saya setuju dengan pendapat pak herman dan bu presty, semua itu keadaan yang memang terjadi di indonesia karena dampak globalisasi yang sangat pesat dan begitu mudah diterima masyarakat indonesia. kebetulan saya sedang mencari informasi tentang arsitektur rumah adat bengkulu sebagai bahan skripsi saya, arsitektur tradisional saat ini memang sudah banyak yang hilang dan tidak dibudayakan lagi seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan bervariasi, saya bertujuan untuk mempelajari arsitektur tradisional bengkulu ini dari segi makna dalam setiap desain bangunan, makna tersebut (yang kemungkinan besar menjadi filosofi bangunan tradisional) dapat diolah menjadi konsep untuk diaplikasikan pada bangunan modern, sehingga bangunan modern sekarang masih mempunyai ciri dan filosofi dari arsitektur tradisional bengkulu. artikel ini cukup membantu dengan tersedianya rujukan sumber buku yang dipakai. sayang sekali link yang diberikan anonim sudah tidak dapat dibuka lagi, sekiranya ibu presty dan pak herman bisa memberikan beberapa informasi yang diketahui mengenai arsitektur tradisional bengkulu dan keadaannya di lapangan, juga issue atau perkembangan bangunan di kota bengkulu yang telah berupaya melestarikan arsitektur tradisional dalam bentukan yang serupa atau mungkin hanya meniru, untuk di share di blog, mohon informasinya karena saat ini saya belum sempat untuk ke bengkulu langsung, terima kasih.
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, tetapi yang relevan dengan posting yang ingin Anda komentari. Jangan pernah menjadikan ruang komentar ini untuk beriklan.