SIMPANG LIMO BENGKULU

AvatarTempat berbagi cerita tentang Bengkulu. Berharap menjadi salah satu sumber informasi mengenai daerah ini. Selamat membaca...

Asrama Pelajar Bengkulu di Jogja dinilai Liar

Saya minta maaf memposting artikel ini, karena saya beranggapan semoga Simpang Limo bisa jadi penghubung, atau mungkin ada pejabat Bengkulu yang berwenang yang membaca artikel ini bisa mengambil solusi yang terbaik.


Klik gambar untuk melihat tampilan lebih besar


Menuntut ilmu dan merantau, adalah hal penting yang harus kita galakkan, tapi ternyata anak-anak yang membawa nama Bengkulu tetap saja tidak menjaga nama baik daerah yang dibawanya, saya sangat prihatin sekali sampai-sampai hal ini dibawa ke media forum jogja, yang membaca akan melahirkan image yang sangat negatif terhadap orang-orang Bengkulu, dimana kenyataannya saat ini tidak banyak anak-anak terutama pelajar Bengkulu diperhitungkan di tanah rantau karena ulah komunitas kita sendiri.


Sanak-sanak disilakan baca di forum diskusi ini tentang Asrama Liar mahasiswa Bengkulu, semoga bisa cepat diselesaikan.

Alamat forum, Asrama mahasiswa bengkulu liar berada di bawah ini, ini adalah web yang sangat populer terutama di Jogjakarta, pasti sudah banyak sekali yang membaca, tapi mereka hanya diam saja karena merasa bukan orang Bengkulu! Dan nama Bengkulu makin coreng-morenglah di perantauan. Mengenai masalah ini, silahkan baca disini.

Himbauan untuk sanak-sanak di rantau, bila membawa nama daerah tolong dijaga baik-baik. Kalau tidak bisa menjaganya, mending bawa nama personal saja.

Baca selengkapnya....

Petisi Menolak Pembongkaran

oleh: Herman


Saya coba merespon komentar dari Geulugoo pada posting "Heritage Bengkulu Dalam Ancaman", baik yang ada pada kolom komentar posting di blog Simpang Limo Bengkulu maupun yang ada pada Shout Box di sana.

Saya pikir tidak ada salahnya kalau kita mau melayangkan petisi penolakan pembongkaran Monumen Thomas Parr. Pertama, monumen ini merupakan situs yang menyangkut sejarah perjuangan rakyat Bengkulu terhadap penjajahan Inggris awal abad ke-19. Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai perjuangan para pahlawannya? Kedua, situs ini merupakan simbol perlawanan pada kesewenang-wenangan manusia pada sesama yang harus lenyap dari muka bumi. Penjajahan, dalam bentuk apapun adanya, merupakan pelanggaran pada kemanusiaan. Ketiga, ia merupakan aset wisata yang patut dilestarikan.

Pengajuan petisi adalah salah satu cara menyalurkan aspirasi. Contoh terdekat yang saya ikut terlibat adalah Petisi Menolak Roy Suryo, yang beberapa waktu lalu menuduh Blogger Indonesia berada di balik pembobolan celah keamanan beberapa website lembaga pemerintah dan salah satu organisasi partai politik di tanah air. Pada Petisi itu disebutkan siapa saja blogger yang ikut (tentu saja dengan nama jelas), juga alamat blognya (disebut blogger tentunya karena memiliki blog, kan?). Untuk kasus Rencana Pembongkaran monumen Thomas Parr, saya pikir bisa mempertimbangkan beberapa hal sebelum mengajukan petisi. Pertama, jika ini memang akan menamakan suara blogger Bengkulu, ada berapa blogger yang merupakan orang Bengkulu sendiri? Menurut saya, karena sedikit jumlahnya, maka akan lebih baik kalau menyatakan diri sebagai blogger Bengkulu yang didukung oleh blogger Indonesia.

Kedua, seingat saya ada kelompok pecinta situs-situs bersejarah yang sangat membenci kebijakan pemerintah yang membongkari situs-situ itu. Padahal banyak diantara situs itu nilai sejarahnya akan lenyap begitu saja ketika diganti dengan bangunan yang baru. Pembongkaran situs bersejarah, meski saya tidak tahu persisnya, pernah terjadi di Yogyakarta untuk rumah-rumah di kawasan Kotabaru, serta Jakarta Kota di daerah Glodok dan sekitarnya (maaf, data persisnya perlu ditelusuri kembali, dan saya akan sangat berterima kasih kalau ada yang membantu memberi informasi lengkap mengenai ini). Kebijakan pembongkaran oleh pemerintah sesungguhnya lebih banyak dilatari oleh kepentingan ekonomi pihak tertentu. Untuk itulah, Petisi menolak pembongkaran monumen Thomas Parr harus pula mendapatkan dukungan dari kelompok pecinta situs-situs peninggalan sejarah itu.

Ada pula mailing-list LISI (Lingkar Ilmuan Sosial Indonesia). Terdapat banyak ilmuan sosial terkenal di Indonesia yang ikut di dalam mailing-list ini. Mungkin akan lebih baik kalau ada diantara mereka yang bisa memberikan pendapatnya tentang masalah pembongakaran situs-situs bersejarah dan bagaimana dampaknya bagi masyarakat kita. Tentunya perspektif ilmuan sosial perlu pula menjadi pertimbangan bagi kita sebelum mengajukan Petisi.

Ketiga, seperti komentar Geulugoo di blog Simpang Limo, sangat penting mengajak para tetua, pemuka masyarakat, dan petinggi adat di Bengkulu untuk bersama-sama mengajukan petisi. Tak lupa pula mengajak siapapun yang mau ikut bergabung, terutama tenaga pengajar (guru, dosen), mahasiswa dan pelajar, tokoh pemuda, juga perkumpulan masyarakat adat seperti Yayasan Lembak Bengkulu. Semakin banyak yang ikut mengajukan petisi, maka akan semakin kuat petisi ini untuk mendapat perhatian dari Pemerintah dan masyarakat luas.

Orang Rejang (tun jang) yang memposting masalah ini di blog Simpang Limo, juga teman-teman yang lain terutama yang tinggal di Bengkulu, perlu melengkapi informasi mengenai rencana pembongkaran mounumen Thomas Parr. Apa tujuan pembongkaran, apakah tidak ada cara lain yang bisa ditempuh pemerintah selain membongkar? Atas dasar apa pembongkaran ini, apakah SK Gubernur, SK Walikota, atau apa? Perlu juga memaparkan perdebatan mengenai masalah ini dari isi media massa lokal yang ada di Bengkulu, sudah sampai sejauh mana perdebatannya dan siapa sajakah yang terlibat dalam perdebatan? Siapa atau kelompok mana saja yang sudah menyatakan menolak rencana ini?

Bagi Anda yang membaca tulisan ini, jika ingin ikut memberikan masukan atau mendiskusikannya, silahkan tulisa di bagian komentar artikel atau kirim imel ke simpanglimo@gmail.com. Jangan lupa menyertakan nama jelas dan alamat blog atau imel Anda.

Pembaruan 28 Mei 2008:

Saya baru mendapatkan informasi dari Edi Hermanto, seorang teman yang bekerja di bagian pembangunan Pemda Kota Bengkulu. Menurutnya, Tidak ada informasi bahwa akan ada pembongkaran Monumen Thomas Parr melalui rencana pembuatan terowongan di bawah monumen itu. Memang ada rencana pembangunan terowongan dari Rumah Dinas Gubernur yang dekat dengan Monumen, dan terowongan itu akan melewati bawah tanah tempat di mana monumen berada. Terowongan itu sendiri, menurut Edi, merupakan sebuah tempat wisata bersejarah. Zaman dulu, pernah ada terongan itu, lalu sekarang hendak diperbaiki dan dijadikan tempat wisata. Kebijakan pembangunan ini berasal dari Pemda Propinsi.

Di Bengkulu sendiri, keramaian merespon pembangunan terowongan, terjadi bukan karena ada informasi pembongkaran aset sejarah itu, namun lebih karena pedagang di sekitar monumen merasa terganggu kalau pembangunan berlangsung lama. Makanya, pedagang menuntut supaya pembangunan tidak sampai mengganggu aktfitas ekonomi mereka.

Monumen Thomas Parr adalah situs bersejarah. Ia termasuk benda yang dilindungi oleh Undang-Undang No. 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Tentunya adalah perbuatan "tercela" kalau pemerintah sampai merusaknya. Anda yang ingin membaca Undang-Undang mengenai Cagar Budaya itu, dapat melihatnya di sini.

Kembali ke informasi mengenai pembongkaran. Sesungguhnya, belum ada data yang detil mengenai rencana pembangunan itu. Atau paling tidak, sayalah yang belum memperolehnya. Tetapi, sejauh yang saya tahu, informasi mengenai pembongkaran Monumen Thomas Parr memang belum jelas. Tulisan Tun Jang di blog Simpang Limo mungkin perlu mendapatkan asupan informasi yang lebih baik dari pembaca sekalian. Kita selaku orang Bengkulu tentu akan sangat menyayangkan kalau pembongkaran itu betul-betul terjadi. Lebih sayang lagi kalau ada orang Bengkulu dan masyarakat luas lebih tidak peduli pada persoalan ini.

Baca selengkapnya....

Monumen Thomas Parr: Heritage Bengkulu Dalam Ancaman

Oleh : Tanah Rejang



Apapun dalihnya, Heritage di Kota bengkulu ini harus di selamatkan. Rencana pembongkaran Tugu ini oleh Pemerintahah Kota Bengkulu untuk membangun terowongan adalah sangat tak beralasan, mengapa Pemerintah setempat tidak mencari solusi dengan membangun terowongan tanpa harus membongkar Tugu Thomas Parr, yang merupakan Heritage Bengkulu bahkan Heritage milik Indonesia yang telah berumur 2 abad(1808-2008).

Dengan ini saya menghimbau seluruh blogger Indonesia untuk membantu mempublikasi Heritage warisan bangsa ini untuk di selamatkan, agar pembongkaran Tugu ini di batalkan.


Thomas Parr Monument - Bengkulu



Terletak di sebelah tenggara dan berjarak 170 m dari Benteng Marlborough. Keletakan geografis tugu ini adalah 03o47'19,16" LS dan 102o15'04,1" BT. Tugu ini berupa bangunan monumental untuk memperingati Residen Thomas Parr yang tewas dibunuh rakyat Bengkulu. Tugu ini berdenah segi 8 dan mempunyai tiang-tiang bergaya corintian. Pintu masuk pada tugu ini terdapat di bagian depan dan sisi kanan dan kiri. Bentuk dari pintu masuk ini lengkung sempurna dan tidak mempunyai daun pintu. Pada salah satu dinding di ruang dalam tugu terdapat sebuah prasasti, tapi pada saat ini sudah tidak dapat dibaca lagi. Bagian atas tugu mempunyai atap yang berbentuk kubah. Berdasarkan lukisan Joseph C Stadler dalam buku Prints of Sotut East Asia in The India Office Library terlihat di lokasi tugu ini terdapat Gedung Pemerintahan dan Gedung Dewan EIC. Pada saat ini sisa-sisa kedua bangunan tersebut sudah tidak dapat ditemukan lagi karena lokasi tersebut sudah merupakan kawasan pertokoan dan pusat pemerintahan Dati I Bengkulu.(2)

Monumen ini dibangun untuk mengenang Thomas Parr, seorang Residen Bengkulu dari Inggris yang tewas ditikam dan kemudian dipenggal kepalanya oleh penduduk setempat pada tahun 1807 ketika ia tengah beristirahat di rumahnya. Thomas Parr diduga dibunuh oleh orang-orang Bugis yang bekerja sebagai anggota keamanan perusahaan dagang Inggris (East India Company). Thomas Parr merasa khawatir dengan perkembangan kekuatan pasukan Bugis ini dan berupaya untuk mengurangi peran mereka, namun orang Bugis merasa tidak senang hingga akhirnya ia terbunuh. Inggris membalas kematian Parr dengan menembaki sejumlah penguasa lokal yang dicurigai berada dibalik pembunuhan tersebut dan membumihanguskan desa-desa tempat tinggal mereka.(4)

Thomas Parr and Hamilton monument at A.Yani street


TUGU THOMAS PARR, remembering the evil

Residen Thomas Parr (1805-1807) adalah penguasa Inggris ke empat puluh sembilan(8) yang diangkat pemerintah Inggris (Residen pertama pertama Bengkulu, penguasa sebelumnya di sebut Deputy Governor) Thomas Parr Menggantikan Deputy Governor Walter Ewer (1800-1805)(8),Parr sampai di Bengkulu tanggal 27 September 1805, menggantikan Walter Ewer. Thomas Parr dikenal sebagai penguasa Inggris yang angkuh dan ganas, dia adalah orang pertama yang memperkenalkan tanaman kopi dengan tanaman paksa di Bengkulu.

Kekejaman dan keangkuhan Thomas Parr tidak saja dirasakan oleh penduduk pribumi tapi juga oleh orang-orang Bugis yang bekerja pada kompeni Inggris, bahkan juga dirasakan oleh pejabat Inggris lainnya. Parr juga dianggap terlalu jauh melangkah mencampuri urusan kepemimpinan tradisional dan adat masyarakat Bengkulu, seperti membuat pertentangan antara rakyat dengan pangeran Sungai Hitam serta peradilan.

Puncak dari kebencian rakyat Bengkulu akhirnya tidak terbendung lagi pada malam 23 Desember 1807, Thomas Parr yang berada di rumah peristirahatannya Mount Felix(Sekarang Rumah Dinas Gubernur atau Gedung Daerah) tiga mil arah Selatan Marlborough dihabisi masa rakyat dibawah pimpinan Depati Sukarami, Depati Pagar Dewa dan Depati Lagan. Kesaksian dari isteri Parr menyebutkan tiga orang yang masuk kerumah membunuh Parr, asistennya Charles Murray yang berusaha melindungi majikannya terluka dan akhirnya meninggal, sementara dia sendiri hanya terluka. Dari kesaksian isteri Parr jelaslah bahwa tujuan penyerang hanyalah Thomas Parr.

Sebagai pembalasan Inggris bertindak keji dan membabi buta, menghancurkan dusun-dusun di Sukarami, Pagar Dewa dan Lagan tanpa prikemanusiaan, bukan saja penduduk yang menjadi sasaran hewan ternakpun tidak luput dari amukan tentara Inggris yang kehilangan kendali.

Pada tahun 1808 Inggris mendirikan Monumen untuk memperingati Thomas Parr yang terletak 100 meter dari Benteng Marlborough, dalam pembangunannya rakyat dipaksa dengan kekerasan agar pembangunannya dapat selesai dalam waktu yang telah ditentukan. Luas bangunan tugu ini seluas 70 meter persegi, tinggi 13,5 meter persis di depan kantor Pos Bengkulu. Monumen ini oleh rakyat Bengkulu disebut dengan Kuburan Bulek . Inggris mendirikan monument ini sebagai penghargaan dan penghormatan terhadap Thomas Parr sementara bagi rakyat Bengkulu ditafsirkan sebagai penghargaan terhadap para pejuang tak dikenal yang telah mati dalam mempertahankan hak dan kemerdekaaan tanah leluhurnya dari penindasan kolonial Inggris.


Kuburan Bulek ini juga merupakan simpul persatuan rakyat Bengkulu dalam melakukan protes dan air mata darah orang Bengkulu yang telah ditumpah paksakan oleh kesemenaan Inggris, juga merupakan tonggak sejarah yang mengandung nilai historis yang tidak ternilai bagi generasi sekarang.(3)


Makam Thomas dan para asistennya


Di semayamkan di dalam Benteng Marlborough dan masih bisa kita jumpai bila berkunjung ke Benteng fort Marlborough, yang katanya memang di pindahkan dari tempat asal mulanya untuk menghindari amarah rakyat Bengkulu saat itu yang membongkar makam tersebut.

Sebagai informasi buat pengunjung Benteng Fort Marlborough, saat ini tidak banyak yang tahu kalau makam di dalam benteng itu adalah makan Thomas Parr dan Asistennya. Dulu saat admin masih sering kesana tulisan di atas makam tersebut itu juga tidak begitu terbaca lagi, dan mungkin sekarang keadaan tulisannya semakin parah dan makin tak terbaca. Namun demikian admin berhasil memperoleh copy tulisan yang sempat di baca ahli sejarah Inggris yang mendokumentasikannya saat dilakukan restorasi pertama Benteng Fort Marlborough dulu, dan copy tulisan ini semoga bisa di cantumkan di dekat makam oleh pengelolah Benteng untuk keterangan kepada pengunjung yang datang ke makam. Berikut copy dari tulisan batu penutup makam itu (3 makam) (Gravestones in Fort Marlborough):


1. Underneath this obelisk are interred / the Remains of / Captain Robert Hamilton / Who died on the 15th of Decr 1793/ at the Age of 38 Years / in the command of the Troops / and / Second Member of the Government.

2. Here / Are deposited the Remains of / Charles Murray Esqr. / Assistent to the Residency(?) of Fort Marlborough / His !!!!!! a Progress / of the Band of Assassins / on the Night of the ...... December 1807 / when Thomas Parr esqr / Resident at Bencoolen / Represenrative of Government / fell by their misguided Duty(?) / His humane care preserved the Life of / The widow of !!!!! his ....nd / Wounded in com...... her husband / from the Daggers of the Assassins / Dis..... induced by anxious and unceasing Execution / in the zealous Discharge of his public Duty / (dimine) a Season of Danger and Alarm / removed(?) this Life / on the 7th of January 1808 / Aged 21 Years / In Memory / of his brave and humane Conduct / and of his public Services / The Right Honourable Lord Minto / Governor General in Council / caused this Monument to be erected / To the Memory of / Charles Murray Esquire.

3. Here are Deposited / The Remains / of / Thomas Parr Esquire / in life / the representative !!!!!!!!!!! I !!!!!!! assassins / in the night .............. of December /................ / .................. /....................... / and advantage to I His Employers / The Right Honourable Gilbert Lord Minto / Governor General in Council / has ordered / that this marble be erected / to his Memory / Lindeman, Sct.This Stone / Is added ad .............. the ........................./ The ................. of / Thomas Parr Esquire /.............. /............. / Widow / Will ............................ / Time shall be no more / Lindeman, Sct. (De naam Lindeman is die van de steenhouwer)


Tanda baca seru dan titik-titik pada kalimat di atas adalah huruf-huruf atau lambang yang tak bisa di kenali lagi (tak dapat di baca) pada saat di lakukan restorasi pertama yang melibatkan arkeolgi dunia.

Bisa di simpulakan bahwa ke tiga makam itu adalah makam :
1. Captain Robert Hamilton (Orang kedua Governor yang berusia 38 tahun)
2. Charles Murray Esqr (Asisten Residen yang berusia 21 tahun)
3. Thomas Parr Esquire (Residen pertama Bengkulu)

Jadi Tugu Thomas Parr sangat erat hubungannya dengan Benteng Fort Marlborough. Inilah penjelasan dari makam- makam yang selalu menjadi tanda tanya bagi pengunjung Benteng Fort Marlborough ( Admin).

Oh birokrat Bengkulu, anda boleh saja berkuasa saat ini. Tapi dengan membongkar heritage ini sama saja anda menghina dan tidak menghargai orang-orang Bengkulu, anda akan di kenang sebagai birokrat yang tak menghargai nilai-nilai sejarah, dan anda di kenang sebagai birokrat yang tak patut di hormati. Anda akan masuk catatan hitam sejarah Bengkulu. Jadi sebaiknya anda ikut melestarikan Heritage yang menjadi Icon Bengkulu lebih dari dua abad berlalu ini, bukan dengan membongkarnya.

Reference :
1. Tanah Rejang
2. http://www.balarpalembang.go.id/Sidda_Vivi.htm
3. http://c10dean.multiply.com/journal/item/25/TUGU_THOMAS_PARR_remembering_the_evil
4. www.indonesia.travel
5. http://home.hccnet.nl
6. http://www.bengkuluekspress.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=4621
7. http://pab-indonesia.com/web/content/view/7413/82/
8. http://www.worldstatesmen.org/Indonesia.htm
9. http://members.virtualtourist.com/m/ca594/12a873/4/
10. http://members.virtualtourist.com/m/p/m/2a945e

Baca selengkapnya....
 

Mailing List Blogger Bengkulu

Sebelum mendaftar, silahkan membaca dulu persyaratannya di sini.