oleh: Sev Pascal
Pantai yang damai, danau yang memukau
Keadaanmu tak seindah panoramamu
Ketika rekan saya yang baru datang dari Pulau Jawa berkunjung ke daerah-daerah pariwisata di Bengkulu seperti Pantai panjang, Danau dendam, Tapak paderi dan lain sebagainya, dia merasa benar-benar takjub melihat pemandangan alam Bengkulu ini yang masih begitu asri dan menentramkan dan mempunyai ciri khas sendiri yang berbeda dari tempat-tempat sejenisnya di tanah air.
Cuma ada satu hal yang membuat rekan saya mengeluh. Menurutnya banyak sekali objek wisata yang ada di provinsi ini belum dikelola secara maksimal sehingga berimbas kepada jumlah pengunjung yang datang. Sebagai contoh, apabila pantai panjang dibandingkan dengan pantai kutanya Bali sebenarnya Pantai Panjang memiliki kelebihan tersendiri. Pantai panjang memiliki panjang pantai yang benar-benar panjang, karakteristik pasirnya yang masih alami dan kelandaian pantai yang cocok untuk tempat berjemur atau tanning yang biasa dilakukan oleh orang-orang kulit putih, namun sayang di balik keidahan pantainya yang begitu menawan menyimpan banyak sekali kelemahan seperti pada sebagian wilayah pantai terdapat begitu banyaknya sampah dan bahkan kotoran yang membuat pantai ini tampak tak terawat. Disamping itu belum tersedianya sarana rekreasi tambahan lainnya misanya speed boat atau lainnya. Hal ini diperparah oleh sarana transportasi umum yang memang jarang sekali melalui rute pantai, seharusnya sepanjang pantai sarana transportasi umum diperbolehkan mengangkut dan menaikkan penumpang sehinga masyarakat yang tidak memiliki kendaraan pribadi dapat dengan leluasa mengunjungi pantai ini. Coba bayangkan apabila semua ini bisa diperbaiki, sudah barang tentu peningkatan jumlah pengunjung baik pengunjung tempatan/lokal maupun pengunjung dari luar daerah dan bahkan mancanegara bisa lebih banyak berkunjung dan akibatnya PAD dari sektor ini pun bisa meningkat. Memang kondisi Pantai Panjang sekarang ini lebih baik dibandingkan keadaan 5 tahun yang lalu sebab banyak hal yang telah dilakukan pemerintah seperti membebaskan tiket masuk Pantai Panjang, memperluas jalan arteri sepanjang pinggiran pantai sehingga pengunjung dapat dengan nyaman berkendara sambil melihat indahnya tepi pantai, membenahi tepi Pantai dengan beton-beton yang membuat pengunjung dapat dengan nyaman duduk-duduk sambil melihat pemandangan pantai dan menunggu datangnya sun set ketika senja hari. Hal ini sudah barang tentu berkat kesadaran semua pihak untuk memperbaiki kondisi tempat wisata daerah ini.
Sebenarnya selain pantai panjang yang ingin aku kritisi juga adalah tempat wisata Danau Dendam Tak Sudah (menurut rekan saya dari namanya saja sudah membuat orang tertarik untuk berkunjung karena namanya benar-benar unik. Dan memang nama-nama tempat di Bengkulu ini banyak sekali yang unik dan membuat orang yang pertama kali berkunjung keheran-heranan sebut saja Pintu Batu, Pagar Dewa, Tanah Patah, Air Sebakul, Sungai Hitam, Sukamerindu dan lain-lain coba bayangkan bagi anda yang belum pernah menginjakkan kaki di bumi Raflesia ini). Bicara mengenai danau ini tentu saja bicara mengenai keindahan alamnya. Danau Dendam ini apabila dikelola dengan baik sudah pasti akan banyak mendatangkan PAD bagi daerah. Kenapa aku bilang belum dikelola dengan baik? Alasannya simple saja, coba ketika kita berkunjung ke danau ini alangkah banyak sampah yang orang buang ke danau ini, dan di sebagian pinggiran danau begitu banyaknya rerumputan liar yang tumbuh menutupi indahnya danau. Jumlah pengunjung yang sedikit sebenarnya juga diakibatkan oleh rute kendaraan umum yang melayani masyarakat ke wilayah ini juga sangat sedikit dan mayoritas kendaraan umum yang lewat pun hanyalah kendaraan antar kabupaten dan propinsi seperti yang ke curup , ke kepahyang dan ke luar provinsi jadi masayarkat lokal yang tempat tinggalnya agak jauh dan tak mempunyai kendaraan pribadi agak malas mengunjung tempat wisata ini meskipun tempat ini benar-benar menawan untuk kita dapat bersantai dengan keluarga atau sahabat sehingg otomatis pengunjung yang datang adalah orang-orang yang memiliki kendaraan pribadi dan atau orang yang tinggalnya dekat dengan daerah ini saja, selain itu fasilitas rekreasi yang minim juga membuat orang belum begitu tertarik dengan tempat wisata ini, seperti apa contohnya? Saya menyarankan untuk Danau Dendam ini kalau ingin banyak pengunjung buatlah semacam arena untuk perahu-perahuan, angsa-angsa yang menggunakan kayuh yang dapat dikayuh berdua atau sendirian atau kalau memungkinkan speed boat. Dan tentu saja pengunjung dengan rela antri untuk mendapatkan selembar tiket untuk menikmati fasilitas ini seperti halnya yang telah ada di tepi pantai Tapak Paderi dewasa ini yakni dengan hadirnya angsa-angsaan itu. Apakah ini semua tidak terpikirkan oleh yang berwenang? Apakah tidak ada pengusaha yang mau berinvestasi di sini? Apakah Tempat seperti Danau Dendam tidak dapat dijual untuk pariwisata? Apakah Jalur transportasi yang menuju tempat-tempat pariwisata macam pantai panjang tidak dapat ditata sedemikian rupa? Jawabannya ada pada kita sendiri. Tanya Kenapa?
Sebenarnya dua tempat wisata yang kutulis di sini hanyalah sebagian kecil saja dari sekian banyak tempat wisata yang dapat dijual oleh Kota Bengkulu pada khususnya dan provinsi Bengkulu pada umumnya yang masih belum mendapatkan sentuhan teknologi.
Aku sebagai warga kota Bengkulu meskipun tidak lahir di sini tapi sangat mencintai kota ini, ingin sekali rasanya dapat berperan untuk memajukan kota ini menjadi dapat sejajar dengan kota lain di Indonesia, namun aku tak dapat berbuat apa-apa yang siginifikan Karena ku hanya seorang anggota masyarakat yang tak punya kekuatan dan kewenangan yang ku miliki hanyalah sebuah idealisme dan gagasan yang entah siapa yang dapat mengejawantahkannya.
November 28, 2007
Bicara Pariwisata, Bicara Fakta Tentang Bengkulu Tercinta
Label:
Opini
Langganan:
Posting Komentar
Mailing List Blogger Bengkulu
Sebelum mendaftar, silahkan membaca dulu persyaratannya di sini.
2 komentar:
Wah setuju itru bang, certanya sesuai dengan pemikiranku. Tanya Kenapa?
Saya setuju bila ada putra daerah yang sangat mencintai daerahnya dan juga kalau bukan kita siapa lagi yang akan mempromosi kan serta melestarikan daerah kita, thanks
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, tetapi yang relevan dengan posting yang ingin Anda komentari. Jangan pernah menjadikan ruang komentar ini untuk beriklan.